ISTIGHOTSAH ATAU BERDOA KEPADA SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK

109 Pembaca

وَلَا تَدْعُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۚفَاِنْ فَعَلْتَ فَاِنَّكَ اِذًا مِّنَ الظّٰلِمِيْنَ (يونس: 106)

            Artinya:”Dan janganlah engkau berdoa kepada selain Allah apa yang tidak bisa memberi manfaat dan mudharat kepadamu, jika kamu melakukannya maka kamu termasuk orang-orang zalim (musyrik)”. QS:Yunus:106.

Penjelasan Ayat

            Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala melarang Nabi-Nya Muhammad shollallalhu ‘alaihi wasallam beribadah dan meminta kepada selain Allah subhanahu wata’ala, dan larangan ini bersifat umum untuk seluruh umatnya (bukan hanya khusus untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) sebab segala sesuatu selain Allah subhanahu wata’ala tidak akan bisa mendatangkan manfaat ataupun menolak mudhorot, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan kepadanya bahwa seandainya beliau melakukan hal itu maka beliau akan menjadi termasuk orang-orang musyrik.

Mutiara Ayat

  1. Mendatangkan manfaat dan  menolak mudhorot (bahaya) adalah kekhususan Allah subhanahu wa ta’ala.
  2. Orang yang berdoa kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala dengan meyakini bahwa selain Allah subhanahu wa ta’ala bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot (bahaya) maka ia telah menyekutukan-Nya.
  3. Syirik disebut juga sebagai kezaliman.

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم (يونس:107)

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS: Yunus:107.

Penjelasan Ayat

            Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada Nabi-Nya Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam bahwa semua kejelekan dan kebaikan itu telah di taqdirkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan tidak ada seorangpun dari makhluk-Nya yang mampu menghilangkan kemudhorotan yang menimpa seseorang dan  mendatangkan kebaikan  bagi orang lain (tanpa ijin dari-Nya). Wewenang mutlak dalam hal itu hanyalah hak Allah subhanahu wata’ala, Allah mengharamkan (kebaikan) kepada siapa yang Dia kendaki karena adanya hikmah yang sangat besar (dibalik semua itu), dan Dia memberikannya kepada siapa saja yang di kehendaki karena kemurahan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala adalah Zat yang maha pengampun, Dia mengampuni siapa saja yang bertaubat kepada-Nya, walaupun ia bertobat dari dosa syirik, Dialah Zat yang maha pengasih bagi siapa saja yang mau kembali kepada-Nya.

Mutiara Ayat 

  1. Kebaikan dan kejelekan telah di takdirkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
  2. Penetapan sifat irodah (berkinginan) bagi Allah sesuai dengan kemaha tinggian-Nya.
  3. Penetapan sifat masyiah (berkehendak) bagi Allah subhanahu wata’ala.
  4. Penetapan kesempurnaan kekuasaan Allah subhanahu wata’ala.
  5. Penetapan nama Allah yaitu al-Ghofur dan ar-Rohim yang mengandung sifat maha pengampun dan maha pengasih.

Hubungan Ayat dengan Bab

            Ayat ini menunjukkan bahwa menghilangkan  mudhorot (yang menimpa seseorang) dan mendatangkan manfaat (bagi seseorang) adalah kekhususan Allah subhanahu wata’ala maka meminta hal itu kepada selain Allah termasuk perbuatan syirik.

إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ. (العنكبوت: 17)

            Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan“. QS:Al’ankabut:17.

Penjelasan Ayat

            Dalam ayat ini Allah subahanahu wata’ala mengabarkan kepada (kita) tentang Nabi Ibrohim ‘alaihisalam yang menjelaskan kepada kaumnya bahwasanya apa yang mereka sembah itu hanya berhala yang tidak mampu menimpakan mudhorot ataupun mendatangkan manfaat kepada siapapun, dan mereka hanya membuat kedustaan dengan menyatakan bahwa berhala itu bisa mendatangkan manfaat. Kemudian beliau menjelaskan kepada mereka bahwa berhala-berhala itu tidak mampu mendatangkan kebaikan sedikitpun, dan sesungguhnya semua kebaikan itu hanya bisa di minta dari Allah subhanahu wata’ala bukan dari selain-Nya, Dialah  yang berhak di ibadahi  secara murni serta di puji dan disyukuri karena segala sesuatu semuanya kelak akan kembali kepada-Nya dengan kematian, kemudian mereka akan dibangkitkan dan di beri balasan yang setimpal sesuai dengan amal yang telah mereka lakukan.

Mutiara Ayat   

  1. Pondasi agama para rosul adalah tauhid.
  2. Batilnya peribadahan kepada berhala.
  3. Kebaikan dan kejelekan telah di takdirkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
  4. Wajib beribadah dan bersyukur hanya kepada Allah subhanahu wata’ala.
  5. Penetapan adanya tempat kembali di akhirat kelak.

Hubungan Ayat dengan Bab

            Ayat ini menjelaskan bahwa rizki tidak boleh diminta kecuali hanya kepada Allah subhanahu wata’ala maka memintanya kepada selain Allah adalah syirik.

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُون(5) وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ (6) (الأحقاف:5-6)

            “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? 5. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka“.6. Qs:Al’hqof: 5-6.

Penjelasan ayat

          Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’alaa mengabarkan kepada kita bahwa tidak ada orang yang lebih dahsyat kesesatan dan kebodohannya melebihi orang-orang yang meninggalkan ibadah kepada Zat yang maha mendengar lagi  maha mengabulkan doa dan justru beribadah kepada sesuatu yang tidak mampu mangabulkan apapun yang mereka minta sampai kiamat sekalipun. dan sesembahan  mereka  yang kondisinya   tunduk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah seperti: para malaikat, para nabi dan orang-orang sholih atau benda-benda mati seperti patung. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa pada hari kiamat kelak Ia akan mengumpulkan manusia (di padang mahsyar), dan orang-orang yang beribadah kepada selain-Nya kelak akan mendapati betapa kecewanya mereka terhadap angan-angan yang telah mereka pupuk selama di dunia ini, ketika sesembahan-sesembahan yang mereka agung-agungkan berlepas diri darinya bahkan mereka menjadi musuh baginya pada hari kiamat dan mengingkari peribadahan yang mereka lakukan kepadanya.

Mutiara Ayat   

  1. Orang yang paling sesat dan paling bodoh adalah orang yang berdoa kepada selain Allah subhanahu wata’ala.
  2. Penetapan bahwa sesembahan-sesembahan (selain Allah) tidak memperdulikan orang-orang yang menyembahnya dan tidak akan mampu mengabulkan apa yang mereka minta.
  3. Doa di namakan sebagai ibadah.
  4. Doa semacam itu adalah penyebab terjadinya permusuhan pada hari kiamat kelak antara sesembahan (selain Allah subhanahu wa ta’ala) dan para penyembahnya.
  5. Penjelasan bahwa sesembahan selain Allah subhanahu wa ta’ala kelak pada hari kiamat mereka akan berlepas diri dari peribadahan yang mereka lakukan.

Hubungan Ayat dengan Bab

            Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada seorangpun yang lebih bodoh dan lebih sesat dari pada orang yang berdoa kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala, oleh karena itu doa di sebut sebagai ibadah dan memalingkan ibadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala adalah syirik.

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

Artinya:” 62. Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (An-Naml:62).

Penjelasan Ayat

          Dalam ayat yang mulia ini Allah subhanahu wata’ala menetapkan sebagian hak-hak yang hanya menjadi milik-Nya dan bukan menjadi milik yang lain, di antaranya adalah hak mengabulkan doa orang yang ditimpa kesusahan dan menghilangkan kesusahan yang mereka alami dan hak menjaga keberlangsungan adanya manusia dari masa lampau sampai saat ini. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa barangsiapa tidak mau mengambil nasihat dan pelajaran dari hal yang semacam itu dan tidak mau beribadah hanya kepada Allah subhanahu wata’ala maka ia tidak akan bisa mengambil pelajaran dari masalah yang lainnya.

Mutiara Ayat

  1. Ikhlas ketika berdoa adalah sebab terkabulnya doa.
  2. Penetapan manfaat dan berkahnya doa.
  3. Kebaikan dan kejelekan telah di takdirkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
  4. menjadikan tauhid rububiyah sebagai dalil dari tauhid uluhiyah.
  5. Allah akan mengabulkan doa orang yang mengalami kesusahan dan akan menghilangkan kesusahannya.
  6. Fitrah manusia adalah bisa mengenal Allah subhanahu wata’ala.

Hubungan ayat dengan bab

          Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada yang sanggup mengabulkan doa orang yang tertimpa kesusahan kecuali hanya Allah subhanahu wata’ala maka doa orang yang tertimpa kesusahan yaitu istighosah adalah ibadah dan memalingkan ibadah kepada selain Allah adalah syirik.

وَرَوَى الطَّبَرَانِيُّ بِإِسْنَادِهِ: أَنَّهُ كَانَ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم مُنَافِقٌ يُؤْذِي الْمُؤْمِنِينَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: قُومُوا بِنَا نَسْتَغِيثُ بِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ هَذَا الْمُنَافِقِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ((إِنَّهُ لاَ يُسْتَغَاثُ بِي، وَإِنَّمَا يُسْتَغَاثُ بِاللهِ)) (النمل: 62)

            Imam thobroni rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya bahwa dahulu pada masa nabi ada orang munafik yang menyakiti orang-orang mukmin, lalu sebagian dari mereka berkata: “Marilah bangun bersama kami, kita akan beristighotsah (meminta tolong) kepada rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dari orang munafik ini, lantas Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya tidak boleh beristighotsah kepadaku akan tetapi beristighosah hanyalah kepada Allah”. QS:An-Naml: 62.

Penjelasan Hadis

            Dalam hadis ini perowi menjelaskan bahwa dahulu ada orang munafik yang suka menyakiti sahabat-sahabat Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, kemudian tatkala mereka pergi menemui Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam untuk beristighosah kepadanya dan meminta kepadanya agar bersedia menghentikan gangguan orang munafik itu, (permintaan para sahabat adalah) perkara yang mampu beliau lakukan, Akan tetapi beliau melarang mereka beristighosah kepadanya, sebagai bimbingan agar mereka beradab dengan adab yang baik kepada Allah subhanahu wata’ala,  dan demi menutup celah yang bisa menimbulkan kesyirikan serta untuk menjaga kemurnian tauhid.

Mutiara Hadis  

  1. Penjelasan bahaya orang munafik terhadap kaum mukminin.
  2. Haram beristighosah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala pada perkara yang tidak bisa di lakukan kecuali hanya oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Hubungan hadis dengan bab 

            Hadis ini menunjukkan haram beristighosah kepada selain Allah pada perkara yang hanya bisa di lakukan oleh Allah subhanahu wata’ala, oleh karena itu istighosah adalah ibadah dan memalingkan ibadah kepada selain Allah subhanahu wata’ala termasuk syirik.

Abu Layla Turahmin

Dialih bahasakan dari Kitab al-Jadid Syarah Kitab Tauhid.

Tinggalkan komentar