Keutamaan Hari & Puasa Arafah Tanggal Sembilan Dzulhijjah

177 Pembaca



بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ َسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
قال الله تعالى في القرآم الكريم

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ

‘ibadallah… jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumulahu jami’an…

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua, terutama nikmat iman, dan nikmat Islam, yang merupakan nikmat terbesar yang diberikan kepada kita, dan tidak semua orang diberikan nikmat tersebut, karena Allah subhanahu wa ta’ala hanya memberikannya kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Kedua nikmat ini harus kita jaga dengan baik dan tidak boleh kita tukar dengan apapun yang ada di dunia ini hingga ajal menjemput kita.

Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan supaya kita bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita, hendaknya kita tunduk dan patuh kepada-Nya dengan benar-benar bersyukur kepada-Nya dan jangan sampai kita kufur terhadap nikmat-nikmat tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ibrahim: 7,

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“Jika kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu) maka Aku akan menambah kenikmatan-kenikmatan itu, akan tetapi apabila kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS: Ibrohim:7).

Dalam surat an-Nahl ayat: 18, Allah berfirman,

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا

“Dan jika kamu menghitung kenikmatan-kenikmatan Allah maka kamu tidak akan sanggup untuk menghitungnya.” (QS: An-Nahl:18).

Ayat ini menegaskan kepada kita semua bahwa nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah diberikan kepada kita sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya, bahkan kita tidak akan mampu untuk menghitungnya dengan alat apapun, hal ini lebih menegaskan kepada kita supaya kita benar-benar dan bersungguh-sungguh dalam bersyukur kepada-Nya jangan sampai kita menjadi orang-orang yang ingkar.

Ketika kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita maka sesungguhnya manfaat dari rasa syukur tersebut akan kembali kepada diri kita sendiri, bukan kepada orang lain.

Pada kesempatan khutbah jum’at ini saya selaku khotib ingin mengingatkan kepada diri saya sendiri dan kepada jama’ah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Allah berfirman:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

Artinya: Berbekallah kalian semua (dengan bekal takwa) karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan. (QS: Al-Baqoroh:197).

Kemudian sholawat dan salam kita panjatkan kepada baginda nabi kita, Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.

Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullah jami’an

Pada kesempatan khutbah jum’at hari ini saya akan menyampaikan pembahasan tentang Keutamaan Hari Arafah dan Keutamaan Puasa pada hari tersebut, mumpung kita masih berada di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, meskipun sudah di hari-hari terakhir bulan tersebut. Di antara keutamaan hari Arafah adalah sebagai berikut:

1. Termasuk salah satu hari yang terdapat pada bulan-bulan haram

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ. سُرَةُ التَّوْبَةِ: 36

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.”  QS: at Taubah: 36.

Bulan-bulan Haram adalah bulan Dzul qo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan bulan Rajab.

Yang dimaksud bulan Haram adalah bulan-bulan yang tidak boleh digunakan untuk berperang kecuali berperang untuk mempertahankan diri karena diserang terlebih dahulu.

Hari Arafah terdapat pada bulan Dzulhijjah pada hari yang kesembilan, hari-hari istimewa yang sangat dicintai Allah subhanahu wa ta’ala untuk digunakan beramal shalih.

2. Termasuk salah satu hari yang dijadikan sarana untuk bersumpah oleh Allah subhanahu wa ta’ala

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat al-Fajr ayat 1-3

وَالْفَجْرِۙ، وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ، وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ، سورة الفجر 1-3

Demi waktu fajar, demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil.” QS: al Fajr; 1-3.

3. Termasuk salah satu hari istimewa yang disebut ayyamun ma’lumat

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ.  الحج/28

(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak.” QS: al-Haj: 28.

4. Termasuk salah satu hari yang terdapat pada bulan-bulan haji

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ. سُرَةُ الْبَقَرَة: 197

(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. QS: al Baqarah: 197.

Bulan yang dimaklumi untuk pelaksanaan ibadah haji ialah Syawal, Zulkaidah, dan 10 malam pertama Zulhijah.

5. Termasuk salah satu hari paling dicintai Allah untuk beramal shalih

فعن ابن عباس رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ ، قالوا يا رسول الله: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ رواه البخاري (969)، وأبو داود (2438) – واللفظ له –، والترمذي (757)، وابن ماجة (1727)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“Tidak ada hari-hari yang lebih dicintai Allah subhanahu wa ta’ala untuk beramal melebihi hari-hari ini, yakni sepuluh hari pertama -bulan Dzulhijjah-“, kemudian pada sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga termasuk jihad fi sabilillah?” lalu beliau bersabda, “Tidak juga termasuk jihad fi sabilillah kecuali seseorang yang keluar -berjihad- dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali lagi dengan apa pun.” HR: Bukhori: 969.

6. Hari yang paling banyak manusia dibebaskan dari api neraka

حديث عائشة رضي الله عنها: “ما من يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبداً من النار من يوم عرفة، وإنه ليدنو ثم يباهي بهم الملائكة، فيقول: ما أراد هؤلاء ؟” رواه مسلم: 4/107/1349

Dalam hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha -Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda-, “Tidak ada hari yang Allah subhanahu wa ta’ala membebaskan hamba dari api neraka lebih banyak melebihi hari Arafah, sesungguhnya pada hari itu Allah subhanahu wa ta’ala mendekat dan membanggakan mereka kepada para malaikat, seraya berfirman, ‘Apa yang mereka inginkan?’ HR: Muslim: 4/107/1349.

7. Hari dimana Allah menyempurnakan agama Islam dan meridhainya sebagai agama kaum muslimin

‌عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، أَنَّ رَجُلًا مِنْ الْيَهُودِ قَالَ لَهُ:‌ “يَا ‌أَمِيرَ ‌الْمُؤْمِنِينَ، ‌آيَةٌ ‌فِي ‌كِتَابِكُمْ ‌تقرؤونها، ‌لَوْ ‌عَلَيْنَا ‌مَعْشَرَ ‌الْيَهُودِ ‌نَزَلَتْـ ‌لَاتَّخَذْنَا ‌ذَلِكَ ‌الْيَوْمَ ‌عِيدًا.” قَالَ: “أَيُّ آيَةٍ؟” قَالَ: {الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا}. قَالَ عُمَرُ: “قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ، وَالْمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ. رَوَاهُ الْبُخَارِي: 1/25/45

Dari Umar bin Khothob radhiyallahu ‘anhu bahwasannya ada seorang laki-laki yahudi berkata kepadanya; “Wahai Amirul Mukminin, ada satu ayat dalam kitab kalian yang selalu kalian baca, seandainya ayat itu turun kepada kami orang-orang Yahudi niscaya kami akan menjadikannya sebagai hari raya.” Umar bin Khothob berkata: “Ayat apa itu?” orang itu menjawab: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” lalu Umar berkata: “Sungguh kami benar-benar mengetahui hari itu dan dimana tempat ayat itu diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau sedang berdiri di Arafah pada hari Jum’at.” HR: Bukhori: 1/25/45.

8. Termasuk hari yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong umatnya berpuasa

عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ امْرَأَتِهِ، عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ: “كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ: ‌ أَوَّلَ ‌اثْنَيْنِ ‌مِنَ ‌الشَّهْرِ، ‌وَخَمِيسَيْنِ.” رَوَاهُ أَحْمَدُ فِيْ مُسْنَدِهِ: 44/69/26468

Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya dari sebagian istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’, berpuasa tiga hari setiap bulan dan awal bulan di hari senin dan kamis. HR: Ahmad: 44/69/26468.

9. Termasuk salah satu hari raya kaum muslimin

حديث عقبة بن عامر، عن النبي صلى الله عليه وسلم: ((‌يوم ‌عرفة، ‌ويوم ‌النحر ‌وأيام ‌منى ‌عيدنا ‌أهل ‌الإسلام)). فَتْحُ الْبَارِي: 9/86

Hadis Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Hari Arafah, Hari Nahr -menyembelih kurban- dan hari Mina adalah hari raya kami kaum muslimin.” Fathul Bari: 9/86.

10. Hari terbaik untuk berdoa

عن عَمْرِو بن شُعَيْبٍ، عن أبيهِ عن جَدَّهِ، أَنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم قال: “خَيْرُ الدُّعاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أنا وَالنَّبِيُّونَ من قَبْلي: لَا إلهَ إلَّا اللهُ وَحْدهُ لَا شَرِيكَ لهُ، لهُ المُلْكُ وَلهُ الْحَمدُ، وهو على كُلَّ شَيْءٍ قَديرٌ”. هذا حديثٌ حسنٌ غريبٌ من هذا الْوَجْهِ. رَوَاهُ التِّرْمِيْذِي فِيْ سُنَنِهِ: 6/180/181/3902

Dari Amr bin Syu’ab dari kakeknya, Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku mengucapkannya adalah Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah yang maha tunggal yang tidak ada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya lah kerajaan, kepunyaan-Nya lah segala pujian dan Dia adalah Zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,” Hadis Hasan Ghorib, HR: Tirmidzi: 6/180-181/3902.

11. Menjadi salah saru rukun haji

قال النبي صلى الله عليه وسلم: (الحج عرفة) متفق عليه

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Haji adalah Arafah.” Muttafaqun ‘alaih.

Keutamaan Puasa Arafah

Keutamaan puasa Arafah adalah diampuni dosa-dosa -kecil- yang dilakukan setahun sebelumnya . sunah puasa Arafah hanya berlaku bagi orang-orang yang tidak sedang mengerjakan ibadah Haji.

صِيَامُ ‌يَوْمِ ‌عَرَفَةَ ‌أَحْتَسِبُ ‌عَلَى ‌اللهِ ‌أَنْ ‌يُكَفِّرَ ‌السَّنَةَ ‌الَّتِي ‌قَبْلَهُ، ‌وَالسَّنَةَ ‌الَّتِي ‌بَعْدَهُ، ‌وَصِيَامُ ‌يَوْمِ ‌عَاشُورَاءَ ‌أَحْتَسِبُ ‌عَلَى ‌اللهِ ‌أَنْ ‌يُكَفِّرَ ‌ السَّنَةَ ‌الَّتِي ‌قَبْلَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ: 3/167/1162

“Puasa Arafah akan menghapuskan dosa-dosa -kecil- setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, dan puasa Asyura -tangal sepuluh- akan menghapuskan dosa-dosa -kecil- setahun sebelumnya. HR: Muslim: 3/167/1162.

Demikian Keutamaan Hari dan Puasa Arafah Pada Tanggal Sembilan Dzulhijjah, Semoga kita bisa mendapatkan keutaman tersebut dan mampu melaksanakan puasa pada hari tersebut.

أقول قولي هذا أستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Pada kesempatan khutbah kedua ini khotib mengajak jama’ah jum’at sekalian untuk melaksanakan puasa Arafah supaya mendapat ampunan dosa-dosa yang dikerjakan setahun yang lalu, mumpung hari tersebut belum berlalu, kita berusaha berpuasa pada hari tersebut dan memperbanyak amal shalih, karena hari tersebut termasuk salah satu hari yang Allah subhanahu wa ta’ala lebih mencintai amal shalih yang dikerjakan pada hari itu daripada jika dikerjakan di hari lainnya.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Maraji’:

Abu Layla Turahmin, M.H.

Selasa, 11 Juni 2024, 15.07

Tinggalkan komentar