PENYEBAB KAFIRNYA BANI ADAM DAN PENYEBAB MEREKA MENINGGALKAN AGAMANYA ADALAH KARENA SIFAT BERLEBIHAN TERHADAP ORANG-ORANG SHOLIH
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لاَ تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلاَ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلاَّ الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِوَكَلِمَتُهُ~ُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلاَ تَقُولُوا ثَلاَثَةٌ انتَهُوا خَيْراً لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ~ُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلاً
Artinya: Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya. yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.[1]
Penjelasan ayat
Dalam ayat ini Allah Ta’ala melarang orang-orang yahudi dan nasrani berbuat melampaui batas dalam agama, diantara sifat melampaui batas yang mereka lakukan adalah gluluwnya mereka terhadap Nabi Isa Alaihissalam dengan cara memposisikannya sebagai Ilah (Tuhan) dan kelancangan orang-orang Yahudi yang mencela Nabi Isa Alaihis Salam secara berlebihan dengan mengangapnya sebagai anak pelacur. Kemudian Allah Ta’ala mendustakan anggapan mereka semua, baik (anggapan) orang-orang Yahudi maupun orang-orang Nasrani dengan mensifati Nabi Isa Alaihissalam sebagai (rosul) pembawa risalah dan termasuk salah satu ruh yang di ciptakan oleh-Nya dan Dia memerintahkan mereka semua supaya hanya beriman kepada Allah Ta’ala yang tidak memiliki bapak, anak dan sahabat laki-laki maupun sahabat perempuan dan supaya mereka membenarkan para rosul-Nya tidak boleh mendustakannya, tidak boleh menempatkannya di bawah kedudukan mereka yang sebenarnya, dan supaya mereka meninggalkan akidah trinitas yang menjadikan Tuhan ada tiga (Tuhan bapak, Tuhan anak dan Tuhan ibu) dan mereka harus mengetahui dan meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Tuhan (sesembahan) yang berhak diesakan dalam ibadah, yang menguasai alam semesta ini dan yang maha mengawasi semua makhluk-Nya.
Mutiara ayat
- Haramnya berlebihan dan melampaui batas dalam agama.
- Haram berbicara dalam masalah dien (agama) hanya dengan akal tanpa di landasi dalil.
- Penetapan kenabian dan kerosulam Isa Alaihi Wasallam.
- Dalam ayat ini ada bantahan terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani.
- Penetapan sifat kalam bagi Allah Ta’ala.
- Penjelasan batilnya akidah trinitas.
- Seluruh tauhid adalah baik.
Hubungan ayat dengan bab
Ayat ini menunjukkan tentang penyebab keluarnya ahli kitab dari agama mereka yaitu sifat orang-orang-orang Nasrani yang melampaui batas dalam mengagungkan Nabi Isa Alaihissalam dan sifat orang-orang Yahudi yang melampaui batas dalam menghinakan Nabi Isa Alaihissalam.
Hubungan ayat dengan tauhid
Perbuatan yang seperti itu di anggap sebagai kesyirikan karena orang-orang Nasrani menempatkan Nabi Isa setara dengan kedudukan Allah Ta’ala lalu mereka menyembahnya.
وَقَالُوا لاَ تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدّاً وَلاَ سُوَاعاً وَلاَ يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْراً وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيراً وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلاَّ ضَلاَلا
Artinya:” Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.[2]
Penjelasan ayat
Dalam ayat ini Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita tentang keadaan orang-orang musyrik dan kesetiaannya terhadap berhala-berhalanya itu, tatkala mereka saling mewasiatkan agar selalu setia bersama dengan berhala-berhala itu dan selalu menyembahnya terutama lima berhala yang di sebutkan dalam ayat ini, kemudian Allah Ta’ala menjelaskan bahwa disebabkan perbuatannya itu mereka telah menyesatkan banyak sekali manusia dan mereka disifati dengan kezaliman yang menjadikan mereka berhak mendapat azab dan di jauhkan dari Allah Ta’ala.
Mutiara ayat
- Kesyirikan telah terjadi pada umat-umat terdahulu.
- Kelima berhala yang di sebutkan dalam ayat ini adalah sesembahan kaum Nuh Alaihissalam.
- Penjelasan tentang ahlulbatil yang saling bahu membahu memperkuat kebatilannya.
- Boleh mendoakan kejelekan kepada orang-orang kafir secara umum.
Hubungan ayat dengan bab
Hubungan ayat ini dengan bab adalah sebagaimana yang di sebutkan oleh sebagian mufasir (ahli tafsir) bahwa nama-nama berhala yang di sebutkan dalam ayat ini adalah nama-nama orang shalih jaman dahulu yang kaumnya melampaui batas dalam mencintainya, ketika orang-orang shalih itu meninggal dunia setan membisikkan kepada (kaumnya) agar membuat gambar mereka supaya mereka bisa selalu mengingat orang-orang shalih itu. Dan akhirnya setelah generasi mereka meninggal dunia dan ilmu telah hilang generasi berikutnya menjadikannya sebagai sesembahan.
Hubungan ayat dengan tauhid
Ayat ini menunjukkan bahwa sikap melampaui batas terhadap orang-orang shalih adalah syirik karena sikap berlebihan terhadap mereka itu (mengakibatkan) penyelewengan sebagian hak-hak khusus Allah untuk mereka, dan ini adalah termasuk menyekutukan Allah dengan mereka.
وعن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “لا تطروني كما أطرت النصارى ابن مريم، إنما أنا عبد، فقولوا: عبد الله ورسوله”. أخرجاه 1
Dari Umar Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa bin maryam sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba maka ucapkanlah: hamba Allah dan rosul-Nya.”[3]
Penjelaan hadis
Dalam hadis ini Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melarang umatnya memujinya secara berlebihan, supaya jangan sampai mereka mengangkat kedudukannya melebihi kedudukan yang telah di berikan Allah Ta’ala kepadanya, kemudian beliau menjelaskan jalan pertengahan yaitu jalan yang beliau kehendaki agar kita menempuhnya dalam mensifati beliau Shollallahu Alaihi Wasallam yaitu beliau sebagai hamba Allah Ta’ala dan rasul-Nya. Yang berkonsekwensi membenarkan berita apa saja yang beliau sampaikan, mentaati perintahnya, menjauhi larangan-larangannya dan tidak beribadah (kepada Allah) kecuali dengan syariatnya.
Mutiara ayat
- Haram mengagungkan para nabi dan orang-orang sholih secara berlebihan (melampaui batas).
- Kuatnya semangat Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam menutup pintu yang bisa menyebabkan kesyirikan.
- Penetapan sifat ghuluw (melampaui batas) orang-orang nasrani terhadap Nabi Isa Alaihissalam.
- Bantahan terhadap orang-orang yang berkeyakinan (kedudukan) Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melebihi kedudukannya sebagai rosul.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menunjukkan bahwa sifat ghuluw (malampaui batas) terhadap Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam walaupun beliau adalah makhluk paling mulia akan mengeluarkan seseorang dari agama Islam sebagaimana orang-orang Nasrani keluar dari agama mereka karena sifat ghuluw (berlebihan)nya terhadap Nabi Isa Alaihissalam.
Hubungan hadis dengan tauhid
Hadis ini menunjukkan sifat ghuluw terhadap makhluk terkadang bisa menyebabkan (seseorang) beribadah kepadanya dan bisa menghanguskan tauhidnya.
وقال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إياكم والغلو، فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو
Rosulullah Shollallahu Alaihi Wasallam bersabda: ”Hati-hatilah kamu dari (sifat) ghuluw karena yang menghancurkan orang-orang sebelum kamu adalah ghuluw.[4]
Penjelasan hadis
dalam hadis ini nabi Shollallahu Alaihi Wasallam melarang kita dari ghuluw dan berlebihan melampaui batas dalam agama, supaya kita tidak binasa sebagaimana umat-umat sebelumnya ketika mereka melampaui batas dalam agamanya dan berlebih-lebihan dalam beribadah.
Mutiara hadis
- Haramnya ghuluw (melampaui batas) dalam agama.
- Ghuluw adalah penyebab kebinasaan (kehancuran).
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menunjukkan bahwa sebab kehancuran umat terdahulu adalah sifat ghuluw (melampaui batas).
Hubungan hadis dengan tauhid
Hadis ini menunjukkan bahwa ghuluw dalam agama atau ghuluw terhadap makhluk bisa mengeluarkan seseorang dari batasan yang telah di turunkan oleh Allah Ta’ala sehingga ia menjadi pengikut hawa nafsunya dan (perbuatan) ini termasuk syirik yang bisa menghanguskan tauhid.
ولمسلم عن ابن مسعود أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: هلك المتنطعون قالها ثلاثا
Hadis riwayat muslim dari ibnu mas’ud bahwa nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Binasalah orang yang memperberat diri (dalam berbicara dan beramal).” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.
Penjelasan hadis
Karena Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam diutus dengan membawa agama yang lapang maka beliau memperingatkan umatnya supaya jangan memperberat diri terhadap segala sesuatu apalagi dalam masalah agama yang di syariatkan oleh Allah Ta’ala, yang telah Dia jelaskan petunjuk-petunjuk-Nya dan telah dia tetapkan hukum-hukum-Nya, kemudian beliau menguatkan peringatan tersebut dengan mengulangnya tiga kali di (hadapan para sahabat) agar mereka memahaminya dan berhati-hati terhadap akibat yang bisa menimpanya.
Mutiara hadis
- Haramnya memperberat diri dalam setiap perkara.
- Di sunahkan menguatkan perkara yang sangat penting.
- Lapangnya dan mudahnya Islam.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menunjukkan bahwa memperberat diri dalam setiap perkara seperti mengagungkan orang-orang shalih secara berlebihan adalah penyebab kehancuran.
Hubungan hadis dengan tauhid
Hadis ini menunjukkan bahwa ghuluw dalam agama atau ghuluw terhadap makhluk bisa mengeluarkan seseorang dari batasan yang telah di turunkan oleh Allah Ta’ala sehingga ia menjadi pengikut hawa nafsunya dan (perbuatan) ini termasuk syirik yang bisa menghanguskan tauhid.
[1]. QS:An-Nisa:171.
[2]. Qs:Nuh:23-24.
[3]. HR: Bukhori dan Muslim.
[4]. Melampaui batas.