Persiapan Menyambut Ramadhan

106 Pembaca

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد.

Ikhwati fillah rahimani wa rahimakumullah jami’an yang Saya muliakan, yang pertama saya panjatkan puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta ‘ala yang telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua. Baik nikmat sehat, waktu luang, harta, keluarga dan nikmat-nikmat lainnya yang tidak bisa kita sebutkan satu demi satu. Terutama nikmat iman dan Islam yang merupakan dua buah nikmat yang paling besar yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita, kedua nikmat tersebut wajib kita jaga dengan baik dan tidak boleh kita tukar dengan apapun sampai kita meninggal dunia kelak. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا

“Dan jika kamu menghitung kenikmatan-kenikmatan Allah maka kamu tidak akan sanggup untuk menghitungnya.” (QS: An-Nahl:18).

Kemudian dalam surat Ibrahim: 7, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada kita supaya bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut dan berjanji akan menambah nikmat-nikmat itu jika kita mau bersyukur kepada-Nya,

لَئنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“Jika kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu) maka Aku akan menambah kenikmatan-kenikmatan itu, akan tetapi apabila kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS: Ibrohim:7).

Tidak lupa pula saya mengingatkan kepada diri saya pribadi dan kepada teman-teman sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala, sebagaimana perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ ala dalam Al-Quran surat Al-Baqarah: 197.

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

Berbekallah kalian semua (dengan bekal takwa) karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan. (QS: Al-Baqoroh:197).

Kemudian shalawat dan salam kita sampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pembahasan tentang Persiapan Menyambut Ramadhan.

Menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini benar-benar dibutuhkan persiapkan yang matang, supaya ketika bulan Ramadhan telah tiba kita telah siap untuk melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan tersebut dengan baik dan maksimal. Karena bisa jadi bulan Ramadhan yang kita temui tersebut merupakan bulan Ramadhan terakhir bagi kita, sehingga dengan persiapan yang matang kita termotifasi dan mampu melaksanakan ibadah-ibadah kita di bulan tersebut dengan baik sesuai petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan, bulan Ramadhan insyaallah sebentar lagi akan tiba menemui kita semua hanya tinggal menunggu hitungan beberapa hari saja, kita berdoa memohon kepada Allah subhanhu wa ta’ala supaya diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang sangat mulia ini dan diberi kemampuan untuk melaksanakan ibadah-ibadah di bulan tersebut secara maksimal.

Supaya kita bisa maksimal dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan hendaknya kita mempersiapkan diri dengan baik, secara lahir dan batin, mempersiapkan diri untuk menyambut bulan yang mulia ini sangat penting bagi kita.

sebelum saya menyampaikan persiapan menyambut bulan Ramadhan berikut ini akan saya akan menyampaikan pentingnya mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan:

1. Meningkatkan Kemampuan Beribadah

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ibadah, mulai dari puasa, salat tarawih, tadarus Al-Quran, hingga berbagai amalan lainnya. Dengan persiapan yang matang, kita dapat menjalankan ibadah dengan lebih maksimal dan khusyuk.

2. Memperkuat Iman dan Takwa

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan ampunan. Dengan mempersiapkan diri, kita dapat meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala.

3. Memperbaiki Diri

Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dari berbagai kekurangan dan kesalahan. Dengan persiapan yang matang, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

4. Menumbuhkan Kebiasaan Baik

Bulan Ramadhan adalah bulan untuk melatih diri dengan berbagai kebiasaan baik, seperti menahan lapar dan dahaga, bangun malam untuk salat tarawih, dan memperbanyak sedekah. Dengan persiapan yang matang, kebiasaan baik ini dapat terus diterapkan setelah bulan Ramadhan selesai.

Persiapan menyambut bulan Ramadhan ini meliputi dua hal yaitu persiapan secara lahir dan persiapan secara batin.

Pertama: Persiapan Secara Lahir

Persiapan menyambut datangnya bulan Ramadhan secara lahir sangat penting, supaya ketika bulan Ramadhan tersebut telah tiba kondisi lahir kita atau secara fisik kita telah siap melaksanakan ibadah-ibadah di bulan tersebut dengan maksimal, di antara persiapan menyambut Ramadhan secara lahir adalah sebagai berikut:

1. Menyempurnakan Iman dan Taubat 

Menyempurnakan Iman merupakan perkara yang sangat penting bagi kita, karena memang kita dituntut untuk selalu meningkatkan keimanan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta ’ala, sebagaimana yang diperintahkan dalam Al-Quran,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا. سورة النساء: 136.

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi Muhammad), Kitab (Al-Quran) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh.

Taubat merupakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala yang wajib kita lakukan, karena sebagai manusia tentu kita memiliki banyak kesalahan dan dosa, Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. النور/ من الآية 31.

Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. QS: an-Nur: 31.

وعَنْ الأَغَرَّ بن يسار رضي الله عنه عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ” رواه مسلم : 2702

Dari Aghor bin Yasar rashiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“Wahai sekalian Manusia bertaubatlah kepada Allah, karena sesungguhnya Aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak seratus kali. HR: Muslim: 2701.

Dengan menyempurnakan Iman dan taubat kita akan bisa memperbaiki hubungan kita dengan Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala dan dengan sesama manusia.

2. Menyiapkan Perencanaan Ibadah

Bulan Ramadhan merupakan kesempatan emas yang sangat langka yang belum tentu kita dapatkan pada tahun-tahun berikutnya, oleh karena itu ketika kita diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala bertemu dengan bulan Ramadhan hendaknya kesempatan itu digunakan dengan sebaik-baiknya jangan sampai dibiarkan berlalu begitu saja atau malah disia-siakan, supaya kita bisa memanfaatkan bulan Ramadhan ini dengan baik dan maksimal hendaknya kita membuat jadwal kegiatan ibadah di bulan tersebut seperti, salat wajib harus tetap menjadi prioritas utama, salat tarawih, tadarus, sedekah dan amalan-amalan lainnya, supaya kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan istiqomah.

3. Menyiapkan Makanan dan Perlengkapan

Sebelum bulan Ramadhan tiba hendaknya kita mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan tubuh kita, supaya ketika bulan Ramadhan telah tiba tubuh kita dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan dengan maksimal dan tanpa halangan yang berarti, di antara cara menjaga kesehatan kita adalah dengan cara mengonsumsi makan makanan yang sehat sejak sebelum masuk bulan Ramadhan maupun setelah masuk bulan Ramadhan, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Quran,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ. سورة البقرة: 172.

Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya. QS: Al-Baqarah: 172.

Selain mengonsumsi makanan-makanan yang sehat juga harus mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan yang bisa digunakan untuk mendukung kelancaran ibadah-ibadah di bulan tersebut dan memperbanyak sedekah  untuk berbuka dan sahur..

4. Melunasi Hutang 

Hutang merupakan salah satu tanggungan yang wajib kita lunasi, supaya kita bisa fokus beribadah di bulan Ramadhan, jika sebelum masuk bulan Ramadhan kita memiliki hutang, hendaknya jika sudah ada kemampuan hutang-hutang tersebut segera dilunasi untuk memenuhi kewajiban kita, agar hati kita bersih dan fokus beribadah, jangan sampai hutang-hutang tersebut mengganggu kegiatan ibadah-ibadah Ramadhan kita yang mulia tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ ). رواه الترمذي: 1078

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jiwa seorang mukmin itu tergantung disebabkan karena hutangnya hingga hutang tersebut dilunasi. HR: Tarmizi: 1078.

وعَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ: الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ، دَخَلَ الْجَنَّةَ. رواه الترمذي (1572) وصححه الألباني في صحيح الترمذي.

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa meninggal dunia dan terlepas dari tiga perkara ini, sombong,  khianat dan hutang, maka ia akan masuk surga. HR: Tirmidzi: 1075.

5, Mengatur Pola Tidur 

Islam mengajarkan kesehatan kepada kita, bagaimana supaya kita bisa hidup sehat, salah satu cara hidup sehat adalah dengan menjaga pola tidur kita sesuai contoh dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan pola tidur yang sehat akan dapat membantu Menjaga kesehatan kita sehingga kita kuat beribadah. Hendaknya,

Tidur sebelum dhuhur (qoilullah)

قِيلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَا تَقِيلُ.[1]

“Tidur sianglah karena sesungguhnya setan tidak tidur siang.”

Tidak tidur terlalu malam

وكان لا يبالي بتأخير العشاء إلى ثلث الليل، ولا يحب النوم قبلها والحديث بعدها. رواه البخاري.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mempermasalahkan mengakhirkan salat Isya sampai sepertiga malam terakhir, beliau tidak suka tidur sebelum salat Isya dan mengobrol setelahnya.” HR: Bukhori.

Tidak tidur setelah subuh

Meskipun hukum asalnya diperbolehkan tidur setelah subuh akan tetapi dalil-dalil menunjukkan bahwa setelah shalat subuh hendaknya tidak digunakan untuk tidur tapi digunakan untuk memperbanyak zikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala,

في حديث صخر الغامدي قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( اللهم بارك لأمتي في بكورها )

Dalam hadis shokhr al-Ghomidi berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah berkahilah umatku pada pagi harinya.”

Tidak Tidur Antara maghrib dan Isya

عن أبي برزة قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصلي الظهر حين تزول الشمس والعصر ويرجع الرجل إلى أقصى المدينة والشمس حية، ونسيت ما قال في المغرب، وكان لا يبالي بتأخير العشاء إلى ثلث الليل، ولا يحب النوم قبلها والحديث بعدها، ويصلي الصبح فينصرف الرجل فيعرف جليسه، وكان يقرأ في الركعتين أو إحداهما ما بين الستين إلى المائة.[2]

Dari Abi Barzah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan salat zuhur saat matahari telah bergeser dari atas kepala, salat ashar pada saat orang kembali ke Madinah dan matahari masih terasa panas, saya lupa tentang waktu salat magrib, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mempermasalahkan mengakhirkan salat Isya sampai sepertiga malam terakhir, beliau tidak suka tidur sebelum salat Isya dan mengobrol setelahnya dan beliau mengerjakan salat Subuh, selesai salat orang sudah mengetahui siapa yang ada di dekatnya sementara beliau pada kedua rakaat tersebut atau salah satunya membaca ayat sebanyak enam puluh sampai seratus ayat. HR: Bukhori dan Muslim. Lafaz hadis ini lafaz hadis riwayat Bukhori.

Kedua: Persiapan Secara Batin

Persiapan menyambut bulan Ramadhan bukan hanya persiapan lahir saja akan tetapi diperlukan juga persiapan secara batin agar dalam beribadah di bulan Ramadhan biasa semakin maksimal dan memperoleh pahala yang besar di sisi Allah subhanahu wa ta‘ala, di antara persiapan lahir adalah sebagai berikut:

1. Memurnikan Niat 

Memurnikan niat lillah (ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala) merupakan salah satu persiapan batin yang paling mendasar dan paling penting sebelum bertemu dengan bulan Ramadhan yang akan datang yang mulia ini, karena niat ini menjadi salah satu syarat diterimanya ibadah puasa yang hendak kita kerjakan di bulan Ramadhan, bahkan niat lillah menjadi syarat diterimanya semua ibadah yang kita kerjakan bukan hanya ibadah puasa.

 Allah subahanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an,

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)”. QS: Al-Bayinah: 5.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis yang telah masyhur tentang amalan tergantung pada niatnya, hadis ini terdapat dalam kitab Arba’in Nawawi hadis yang pertama,

عَنْ أَمِيرِ المُؤمِنينَ أَبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضيَ اللهُ عنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: )إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ(. رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثِيْنَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ بَرْدِزْبَهْ الْبُخَارِيُّ، وَأَبُوْ الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيّ النَّيْسَابُوْرِيّ، فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا اللَّذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الْكُتُبِ اْلمُصَنَّفَةِ.

Dari Amirul Mukminin Umar bin Khothob radhiyallahu ‘anhu berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesunggunya amalan-amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan dibalas hanya sesuai dengan niatnya, barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, namaun barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang ditujunya. HR: Dua Imam Muhadits, Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrohim bin Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhori danAbul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi An-Naisaburi, hadis ini terdapat dalam kitab hadis shohih mereka yang keduanya merupakan kitab hadis paling shahih yang ada.

Berniat puasa semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala bukan karena selain-Nya.

2. Meningkatkan Takwanya

Menjauhi maksiat dan memperbanyak amal sholeh termasuk salah satu bentuk ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang menjadi salah satu persiapan batin yang penting untuk menyambut bulan Ramadhan, Allah berfirman,

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

“Berbekallah kalian semua (dengan bekal takwa) karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.” (QS: Al-Baqoroh:197).

3. Menguatkan Kebaikan

Menanamkan sifat ikhlas, jujur, dan dermawan.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. سورة النحل: 97.

“Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik421) dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. “ QS: An-Nahl: 97.

4. Menjaga Lisan

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشرَابَهُ. رواه البخاري، 1903.

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Mengurangi perkataan kotor dan gosip.

5. Perbanyak Istigfar 

وعَنْ الأَغَرَّ بن يسار رضي الله عنه عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ” رواه مسلم : 2702

Dari Aghor bin Yasar rashiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai sekalian Manusia bertaubatlah kepada Allah, karena sesungguhnya Aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak seratus kali. HR: Muslim: 2701.

Meminta ampunan Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala. atas kesalahan yang lalu.

Manfaat Mempersiapkan Diri:

  • Meraih keberkahan dan pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadhan.
  • Lebih fokus dan khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa.
  • Menjaga kesehatan dan stamina selama berpuasa.
  • Menguatkan iman dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Demikian pembahasan tentang Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan kita berdoa memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang akan segera hadir, diberi kesehatan, kekuatan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan tersebut sehingga kita bisa meraih pahala yang terbaik yang telah dipersiapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Sebelum Saya akhiri saya mengajak kepada semua jamaah agar bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan, sehingga begitu bulan tersebut tiba kita telah siap secara lahir dan batin serta mampu melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya dengan maksimal, lancar dan tanpa halangan yang berarti.

Mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam penyampaian materi ini itu berasal dari saya pribadi, semoga Allah mengampuninya dan jika ada benarnya itu murni berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Akhirnya kita tutup majelis ini dengan membaca doa penutup majelis,

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ألا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Semoga bermanfaat!


[1] . https://al-maktaba.org/book/31615/31706#p30, Rabu, 06 Maret 2024, Jam: 12.02.

[2] . https://www.islamweb.net/ar/fatwa/66741/ حكم-النوم-قبل-أداء-صلاة-العشاء, Rabu, 06 Maret 2024, Jam, 13.10.

Tinggalkan komentar